Pemeriksaanpenunjang pada setiap ibu hamil diperlukan un-tuk melakukan screening terhadap penyakit - penyakit yang dapat menyertai kehamilan pada setiap ibu hamil yang melakukan pemer-iksaan awal, namun pada ibu hamil dengan kunjungan ulang pemerik-saan penunjang dilakukan atas ind-ikasi. Berikut langkah-langkahnya : 1. Pemeriksaan Hemoglobin a. Pemeriksaandilakukan secara berurutan dan terstruktur. Langkah-langkah pemeriksaan ini yaitu : Memperhatikan wajah ibu hamil, apakah wajah ibu hamil terlihat pucat ataupun mengalami pembengkakan. Selain itu memeriksa sclera mata. Memeriksa mulut hal yang diperiksa yaitu bibir dan juga gigi. Pemeriksaantekanan darah ini wajib dilakukan oleh ibu hamil trimester 1. Sebab ibu hamil sangat rentan terserang penyakit hipertensi. Normalnya tekanan darah sistolik/diastolik pada ibu hamil berkisar 90/60 mmHg - 120/80 mmHg. Kenaikan tekanan darah selama kehamilan yang terlalu tinggi atau rendah bisa menganggu kesehatan janin. D Melakukan Pemeriksaan Penunjang Lab rutin (untuk semua ibu hamil) pada kunjungan pertama : 1. Kadar hemoglobin 2. Golongan darah ABO, rhesus 3. Tes HIV : ditawarkan pada ibu hamil di daerah epidemi meluas dan terkonsentrasi 4. Rapid test atau apusan darah tebal dan tipis untuk malaria : untuk daerah endemik Ibuhamil bisa mengenali kondisi ini melalui gerakan janin yang dirasa berkurang. Selain dengan mengamati pergerakan janin, kondisi ini juga bisa dideteksi melalui beberapa pemeriksaan penunjang, seperti pemeriksaan detak jantung janin, USG hingga pemeriksaan air ketuban. Pemeriksaanfisik pada ibu hamil selain bertujuan untuk mengetahui kesehatan ibu dan janin saat ini, juga bertujuan untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada pemeriksaan berikutnya. Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang sederhana (objective) 3. 10 desember 2015 status revisi : Pemeriksaan antenatal care pada ibu hamil. pYmi5wf. Pemeriksaan kehamilan dilakukan untuk memantau dan menjaga kesehatan ibu hamil maupun janin. Jenisnya pun beragam, mulai dari pemeriksaan USG hingga tes darah. Namun, tidak semua pemeriksaan perlu dilakukan oleh ibu hamil setiap saat dan umumnya disesuaikan dengan usia kehamilan. Pemeriksaan kehamilan merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan. Selain memantau kesehatan, pemeriksaan kehamilan juga bermanfaat untuk mencegah sekaligus mendeteksi penyakit pada ibu hamil dan janin sejak dini. Dengan begitu, penanganan medis bisa diberikan lebih awal. Kapan Harus Melakukan Pemeriksaan Kehamilan? Pemeriksaan kehamilan sebaiknya dilakukan sebanyak 8 kali, yang terbagi berdasarkan trimester kehamilan. Berikut ini adalah penjelasannya Trimester pertama Pada usia kehamilan di bawah 12 minggu ini, ibu hamil perlu menjalani pemeriksaan kehamilan setidaknya 1 kali di rumah sakit atau klinik. Trimester kedua Saat usia kandungan 13–27 minggu, pemeriksaan kehamilan perlu dilakukan sebanyak 2 kali, yaitu ketika usia kehamilan 20 minggu dan 26 minggu. Trimester ketiga Di trimester ketiga, ibu hamil wajib menjalani pemeriksaan kehamilan sebanyak 5 kali, yaitu saat usia kandungan 30, 34, 36, 38, dan 40 minggu. Meski ibu hamil umumnya akan melahirkan saat usia kandungan memasuki 40 minggu, ada sebagian ibu hamil yang mungkin saja belum juga melahirkan hingga usia kandungannya 41 minggu. Jika Bumil mengalaminya, segeralah periksakan diri ke dokter. Jenis Pemeriksaan Kehamilan Wajib Menurut rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia WHO, ada beberapa pemeriksaan kehamilan yang perlu dilakukan ibu hamil, yaitu 1. Konsultasi Hal pertama yang dilakukan saat pemeriksaan kehamilan adalah konsultasi. Dokter akan bertanya tentang keluhan yang Bumil alami saat ini dan riwayat penyakit. Hal ini dilakukan untuk memantau kondisi kesehatan dan menilai risiko terjadinya penyakit. Selama konsultasi, dokter juga akan menganjurkan Bumil untuk menjalani pola hidup sehat, misalnya berhenti merokok dan berhenti mengonsumsi minuman beralkohol, serta menjalani pola makan sehat untuk mencukupi asupan nutrisi selama hamil. Bagi ibu hamil yang memiliki riwayat penyakit asam lambung, dokter juga akan menganjurkan untuk menghindari makanan pemicu asam lambung naik. 2. Pemeriksaan fisik Pemeriksaan kehamilan selanjutnya adalah pemeriksaan fisik untuk menilai kondisi ibu hamil secara umum. Jenis pemeriksaan fisik yang biasanya dilakukan meliputi pemeriksaan tekanan darah hingga pemeriksaan fisik jantung dan paru-paru. Saat usia kandungan sudah mencapai 36 minggu, pemeriksaan Leopold perlu dilakukan untuk mengetahui posisi dan letak bayi dalam kandungan. Pemeriksaan ini juga bertujuan untuk menentukan proses persalinan. 3. Tes darah Tes darah perlu dilakukan secara rutin oleh setiap ibu hamil. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui apakah ibu hamil mengalami penyakit tertentu dan mendeteksi kelainan pada janin. Jenis tes darah yang umumnya dilakukan pada ibu hamil adalah tes darah lengkap dan tes gula darah. Tes darah lengkap bertujuan untuk menghitung kadar hemoglobin dalam sel darah merah dan jumlah sel darah putih. Bila kedua indikator tersebut berada di bawah angka normal, ini bisa menandakan ibu hamil mengalami anemia atau infeksi. Sementara itu, tes gula darah juga penting dilakukan untuk memantau kadar gula dalam tubuh ibu hamil dan mencegah diabetes gestasional. 4. Pemeriksaan USG Pemeriksaan kehamilan selanjutnya adalah USG. Pemeriksaan ini hanya diperlukan saat usia kehamilan 12 dan 20 minggu. USG umumnya bertujuan untuk mendeteksi kelainan pada janin, memastikan kehamilan kembar, dan mengetahui posisi plasenta. Selain beberapa pemeriksaan kehamilan di atas, jenis pemeriksaan lain bisa saja dilakukan. Namun, pemeriksaan tambahan tersebut hanya perlu dilakukan ketika ibu hamil memiliki tanda-tanda gangguan kesehatan atau riwayat penyakit tertentu yang memerlukan pemeriksaan khusus. Meski masih ada pemeriksaan lainnya, semua pemeriksaan kehamilan di atas sebenarnya sudah cukup untuk memantau dan menjaga kesehatan ibu hamil maupun janin. Hal yang perlu diingat, pemeriksaan kehamilan tidaklah murah sehingga perlu disesuaikan dengan dana dan kebutuhan Bumil, apalagi jika Bumil memakai asuransi kesehatan. Pastikan dahulu besarnya biaya dan jenis pemeriksaan yang ditanggung oleh asuransi. Biaya yang harus Bumil utamakan adalah biaya untuk persalinan. Persiapkan juga dana cadangan untuk penanganan komplikasi yang mungkin terjadi saat atau setelah persalinan. Jangan sampai dana atau tanggungan asuransi yang Bumil miliki justru habis karena pemeriksaan yang tidak sesuai tujuan. Oleh karena itu, pemeriksaan kehamilan secara rutin oleh dokter perlu dilakukan secara tepat sasaran. Dengan begitu, kondisi kesehatan Bumil dan calon buah hati bisa terus terpantau dan proses persalinan pun dapat dipersiapkan dengan matang. Dok. Nakita Peran kader posyandu dalam pendampingan ibu hamil – Kader posyandu memiliki tanggung jawab mendampingi ibu hamil selama pemeriksaan. Maka dari itu, posyandu memegang peranan penting selama masa kehamilan yang dialami Moms. Tapi apa saja yang akan dilakukan kader posyandu saat ibu hamil melakukan pemeriksaan? Simak selengkapnya di sini. Selama masa kehamilan, Moms tentunya ingin kehamilan berjalan dengan baik sampai persalinan nanti. Sehingga berusaha untuk memantau dan memeriksan kesehatan setiap waktu. Nah salah satu caranya adalah dengan ikut posyandu. Posyandu tidak hanya memiliki sasaran untuk bayi dan balita, melainkan juga termasuk di dalamnya untuk ibu hamil. Ibu hamil dapat memulai ikut pertemuan rutin ke Posyandu sejak trimester pertama. Kehadiran Posyandu pada ibu hamil adalah untuk menjaga kesehatan ibu dan janinnya, mencegah dan mengatasi masalah kehamilan, membantu masalah gizi hingga masalah sosial. Selain itu Posyandu juga dapat memberikan pendidikan penyuluhan dalam masalah persalinan dan nifas, cara menjaga diri agar tetap sehat selama masa hamil. Berikut ini adalah beberapa peran posyandu untuk ibu hamil. Baca Juga Peran Penting Kader Posyandu dalam Pencegahan Stunting pada Anak Artikel ini merupakan bagian dari Parapuan Parapuan adalah ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya. PROMOTED CONTENT Video Pilihan

pemeriksaan penunjang pada ibu hamil